Ulasan dari merdeka.com kali ini sangat tepat menjadi wacana kita dewasa ini, dimana kasus korupsi seolah telah menjadi penyakit kronis bangsa yang sulit untuk disembuhkan. Korupsi telah menjalar ke seluruh lapisan tanpa pandang bulu, dari unsur birokrasi hingga para politisi.
Lalu siapa yang mampu membasmi penyakit bangsa yang kian hari kian kronis ini. Apakah presiden kita mampu untuk mengambil peran itu? Di negara presidensial yang lebih mengarah semi parlementer ini, presiden tidak mudah untuk mengambil langkah-langkah yang menentang arus, dimana arus itu sendiri lebih mengarah pada penyelewengan di berbagai aspek. Dibutuhkan seorang presiden yang berani mengambil resiko dalam sistem dimana dewan mampu menggulingkan seorang presiden yang bertentangan dengan mereka, seperti terjadi beberapa tahun yang lalu, dalam kisah dramatis jatuhnya Presiden Abdurrahman Addakil, atau Abdurrahman Wahid dari singgasananya.
Berikut ini reporter merdeka.com, Ardini Maharani mengulas 6 presiden di dunia yang paling berani membasmi korupsi.
6 Presiden Paling Berani Basmi Korupsi
Barangkali pantas saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum bisa dicap sebagai presiden paling berani membasmi korupsi. Dia terpilih pertama kali delapan tahun lalu ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah terbentuk.Alhasil, Presiden Yudhoyono belum membuat gebrakan apapun. Sebagai lembaga seharusnya paling berkuasa, dia telah membiarkan KPK menjadi bulan-bulanan pelbagai pihak yang terganggu dengan kerja komisi itu. Bahkan, kini sejumlah politikus berniat merevisi beleid tentang KPK buat melemahkan kewenangan institusi itu.
Seharusnya, Yudhoyono mencontoh presiden dari negara lain yang Indeks Persepsi Korupsi (IPK) mereka jauh lebih baik ketimbang Indonesia, seperti Peru yang berada di posisi ke-80 dalam daftar IPK tahun lalu. Sedangkan Indonesia cuma di peringkat keseratus.
Berikut gebrakan dilakoni oleh lima presiden dari negara lain sehingga mereka pantas dicap pemimpin terdepan dalam memerangi korupsi.
1. Felipe Calderon (Meksiko)
Ini dia presiden paling tegas memberantas korupsi di
negaranya. Felipe Calderon memecat lebih dari 4.500 anggota polisi
Meksiko sebab terkait rasuah, penyalahgunaan jabatan, dan kejahatan
terorganisasi.
Langkah ini diambilnya sejak dua tahun lalu sampai sekarang. Namun sayang, bulan depan masa jabatannya bakal berakhir. Padahal masih banyak kasus korupsi perlu ditangani. Menurut Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International, Meksiko masih berada di peringkat seratus bersama Indonesia, Argentina, Gabon, Madagascar, Malawi, Suriname, dan lain-lain, dengan nilai 3,0.
Langkah ini diambilnya sejak dua tahun lalu sampai sekarang. Namun sayang, bulan depan masa jabatannya bakal berakhir. Padahal masih banyak kasus korupsi perlu ditangani. Menurut Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International, Meksiko masih berada di peringkat seratus bersama Indonesia, Argentina, Gabon, Madagascar, Malawi, Suriname, dan lain-lain, dengan nilai 3,0.
2. Ellen Johnson Sirleaf
Ini presiden perempuan paling garang dalam memberantas
korupsi. Ellen Johnson Sirleaf bahkan memecat anaknya sendiri bersama 45
pejabat negara lain sebab tidak menyerahkan daftar kekayaan pada komisi
antirasuah. Mereka tidak boleh kembali menjabat bila belum memberikan
deretan penghasilan diperoleh dan darimana sumbernya.
Menurut Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International Liberia ada di peringkat 91. Itu artinya, penanganan korupsi di negara ini masih lebih baik ketimbang Indonesia.
Menurut Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International Liberia ada di peringkat 91. Itu artinya, penanganan korupsi di negara ini masih lebih baik ketimbang Indonesia.
3. Ollanta Humala (Peru)
Baru menjabat tahun lalu, Presiden Peru Ollanta Humala
langsung membuat hantaman besar di lembaga kepolisian. Dia memecat 30
dari 45 jenderal polisi, termasuk Kepala Kepolisian Raul Bacerra.
Bacerra digantikan Jenderal Raul Salazar. Berdua saling membahu
memberhentikan sepihak mereka mencuri uang negara satu sol atau lebih.
Sol merujuk pada mata uang Peru.
Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International negara di Amerika Latin itu menduduki peringkat 80, dengan skor 3,4.
Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International negara di Amerika Latin itu menduduki peringkat 80, dengan skor 3,4.
4. Lee Myung Bak (Korea Selatan)
Tahun lalu, Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak
memerintahkan kepolisian untuk menangkap kakaknya sendiri, Lee Sang
Deuk, duduk menjadi anggota parlemen Negeri Ginseng itu.
Deuk dituduh menerima suap Rp 4,9 miliar dari direktur dua bank bermasalah. Uang itu diterima Deuk kurun waktu 2007-2011 sebagai imbalan sebab dia membantu para pimpinan bank itu menghindar dari audit bank sentral negara itu.
Kejadian menimpa kakak Myung Bak, membuat presiden itu berkali-kali memohon ampunan rakyat Korea Selatan lewat media. Hingga kini kasus Deuk masih dalam penyelidikan.
Deuk dituduh menerima suap Rp 4,9 miliar dari direktur dua bank bermasalah. Uang itu diterima Deuk kurun waktu 2007-2011 sebagai imbalan sebab dia membantu para pimpinan bank itu menghindar dari audit bank sentral negara itu.
Kejadian menimpa kakak Myung Bak, membuat presiden itu berkali-kali memohon ampunan rakyat Korea Selatan lewat media. Hingga kini kasus Deuk masih dalam penyelidikan.
5. Benigno Aquino III (Filipina)
Presiden Filipina Benigno Aquino III dan jajarannya ada di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memerintahkan penahanan Mantan Presiden
Gloria Macapagal Arroyo sebab penyalahgunaan dana lotere nasional
sebesar Rp 84 miliar.
Aquino juga memecat sembilan orang pejabat di kantor lotere nasional. Jika terbukti benar, Arroyo dan kroninya bajak menjalani hukuman penjara seumur hidup tanpa ada kemungkinan bebas meski dengan jaminan.
Aquino juga memecat sembilan orang pejabat di kantor lotere nasional. Jika terbukti benar, Arroyo dan kroninya bajak menjalani hukuman penjara seumur hidup tanpa ada kemungkinan bebas meski dengan jaminan.
6. Hu Jintao (China)
Presiden China Hu Jintao tidak main-main dalam pemberantasan
korupsi di negaranya. Saat terpilih, dia bersedia menyiapkan 1.000 peti
mati untuk para koruptor dan satu peti mati buat dirinya jika terbukti
melakukan korupsi. Sebuah janji sangat berani sebab Negeri Tirai Bambu
ini memang menjatuhkan hukuman mati pada pelaku korupsi.
Jintao mengatakan, perang melawan korupsi perjuangan panjang, rumit, dan susah. Praktek korupsi hampir terjadi di seluruh tingkatan birokrasi China. Untuk memberantas rasuah dibutuhkan niat kuat dan keteguhan hati.
Sumber Artikel:
http://www.merdeka.com/dunia/enam-presiden-paling-berani-basmi-rasuah.html
Sumber Gambar:
http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&sa=N&biw=1280&bih=551&tbm=isch&tbnid=SJQuqaGTchW0uM:&imgrefurl=http://forum.detik.com/presiden-sby-kritik-hak-veto-di-pbb-dalam-konpers-t530331.html%3Flangid%3D2&docid=RiR8Ajcz27HXpM&itg=1&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Dge2T0VbVAwijk4AuugNe3NS1rdJ-Ov0Ks8usc6M9Hy3szx_yRjaKNc0GRgv0TrhPxybw5DFvN9Ym-qp5-w4Bm4eWcO-IW-0vJZHFd_tXA8h1ACekvrfGSBr9ZFI8DEh8belZJkyA5U/s1600/sby-gitar.jpg&w=415&h=308&ei=n65zUPCaDcrIrQe32YDQBw&zoom=1&iact=hc&vpx=537&vpy=140&dur=2752&hovh=193&hovw=261&tx=117&ty=111&sig=107939054032847243407&page=1&tbnh=115&tbnw=150&start=0&ndsp=22&ved=1t:429,r:4,s:0,i:79
Jintao mengatakan, perang melawan korupsi perjuangan panjang, rumit, dan susah. Praktek korupsi hampir terjadi di seluruh tingkatan birokrasi China. Untuk memberantas rasuah dibutuhkan niat kuat dan keteguhan hati.
Sumber Artikel:
http://www.merdeka.com/dunia/enam-presiden-paling-berani-basmi-rasuah.html
Sumber Gambar:
http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&sa=N&biw=1280&bih=551&tbm=isch&tbnid=SJQuqaGTchW0uM:&imgrefurl=http://forum.detik.com/presiden-sby-kritik-hak-veto-di-pbb-dalam-konpers-t530331.html%3Flangid%3D2&docid=RiR8Ajcz27HXpM&itg=1&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Dge2T0VbVAwijk4AuugNe3NS1rdJ-Ov0Ks8usc6M9Hy3szx_yRjaKNc0GRgv0TrhPxybw5DFvN9Ym-qp5-w4Bm4eWcO-IW-0vJZHFd_tXA8h1ACekvrfGSBr9ZFI8DEh8belZJkyA5U/s1600/sby-gitar.jpg&w=415&h=308&ei=n65zUPCaDcrIrQe32YDQBw&zoom=1&iact=hc&vpx=537&vpy=140&dur=2752&hovh=193&hovw=261&tx=117&ty=111&sig=107939054032847243407&page=1&tbnh=115&tbnw=150&start=0&ndsp=22&ved=1t:429,r:4,s:0,i:79
Tidak ada komentar:
Posting Komentar